Menanam Sayuran Dengan Teknik Hidroponik
Sayuran merupakan tanaman yang banyak mengandung vitamin dan mineral. Oleh karena itu, sayuran banyak dikonsumsi orang untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh. Seiring dengan bertambahnya populasi di bumi dan lahan pertanian yang semakin sempit, para pakar pertanian membuat solusi menanam sayuran dengan teknik hidroponik (bercocok tanam tanpa tanah) untuk meminimalisir penggunaan lahan pertanian yang ada. Jadi dengan sempitnya lahan pertanian, para konsumen masih bisa mengonsumsi sayuran untuk kebutuhan hidupnya.
Prinsip dasar hidroponik dapat
diterapkan dalam berbagai cara. Dalam perkembangannya sejak mulai popular 40
tahun lampau, hidroponik telah banyak mengalami perubahan-perubahan. Media
tanam yang digunakan pun banyak yang sengaja dibuat khusus seperti kerikil
sintesis (perlit).jadi bukan kerikil seperti yang kita kenal, tapi kerikil yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kerikil dengan sifatnya yang sama.
Demikian juga dengan wadah-wadah yang digunakan. Seperti pot misalnya, ada yang
sengaja menciptakan pot khusus lengkap dengan alat petunjuk kebutuhan air dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari dan tingkat kelembaban,
telah pula diciptakan rumah kaca. Tingkat kelembaban dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Sinar khusus dari lampu di dalam rumah kaca akan menjaga
kelangsungan proses fotosintesis meskipun tanaman berada di ruangan tertutup.
Berdasarkan media tanam yang
digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya
Metode
kultur air
Metode kultur air adalah metode
mneumbuhkan tanaman-tanaman dengan air. Air sebagai media diisikan dalam wadah
seperti tabung kaca atau wadah lainnya, kemudian dicampur dengan larutan pupuk
atau larutan mineral untuk menyuplai kebutuhan tanaman. Air yang digunakan
untuk mengisi wadah/ kontainer adalah air kran atau air ledeng. Tapi setiap air
yang digunakan hendaknya selalu diukur tingkat keasamannya (pH). Tingkat
kebasaan perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan jumlah unsure hidrogen
yang dibutuhkan tanaman. Tingkat hidrogen yang terlalu tinggi akan berubah jadi
basa (alkali), sementara tingkat hidrogen yang rendah akan berubah menjadi asam
(acid). Untuk menetralkan tingkat pH yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan
tanaman, maka perlu diadakan pengukuran. Alat pengukur sederhana dan murah
adalah kertas lakmus. Hanya dengan memasukkan kertas lakmus ke dalam air atau
media tanam lainnya akan langsung didapatkan tingkat keasaman suatu media
tanam. Warna merah berarti asam kuat, warna hijau berarti basa kuat. Jika hasil
pengukuran menunjukkan warna kuning berarti tingkat pH netral, antara 5,5-6,5.
perlu diperhatikan bahwa kandungan air akan asam cenderung meningkat akibat
penggunaan bahan kimia untuk menjernihkan air karena adanya pencemaran. Jadi,
mengukur Ph sangatlah perlu agar metode yang digunakan bisa sukses.
Sesuai pengukuran pH, menyusul
pemberian larutan mineral yang sebelumnya telah dicampur dalam wadah tertentu.
Jumlah mineral yang dilarutkan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya air
berkurang karena adanya penguapan, tambahkan air. Jangan menambahkan larutan
mineral. Mineral yang berlebihan dapat merusak akar.
Post a Comment